Jumat, 27 April 2012

cinta sejati

Di saat malam yang sunyi, di dalam sebuah rumah sederhana yang tidak begitu luas, ada seorang istri yang sedang menunggu kepulangan suaminya. Tidak seperti biasanya sang suami pulang larut malam. Sang istri pun mulai gundah, dan hari sudah larut malam dan sudah sangat kelelahan, Matanya sudah mengantuk.
Namun kegundahan dan kegelisahan itu, tidak ada di benak fikiran sang istri tak terlintas untuk segera tidur dan terlelap. Dengan setia dia ingin tetap menunggu walaupun badan dia lelah setelah mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Namun, rasa ngantuk semakin menjadi-jadi dan sang suami tercinta belum juga tampak batang hidungnya.
Tak berapa lama kemudian, Seorang laki-laki yang sangat berwibawa lagi luhur budinya tiba di rumahnya yang sederhana. Laki-laki ini adalah suami yang sudah ditunggu-tunggu kepulangannya oleh sang istri.
Malam ini dia pulang lebih lambat dari biasanya, kelelahan dan penat sangat terasa. Namun, ketika akan mengetuk pintu, terpikir olehnya sang istri yang tengah terlelap tidur.
“Ah, sungguh tak tega aku untuk membangunkannya”. Diurungkan niatnya mengetuk pintu. Tanpa pikir panjang, digelarnya sorban di depan pintu kemudian berbaringlah ia di atasnya.
Dengan kelembutan hati karena tidak ingin membangunkan istri terkasihnya, sang suami lebih memilih tidur di luar rumah, di depan pintu. Di saat udara malam yang dingin melilit, hanya beralaskan selembar kain sorban.
Penat dan lelah beraktivitas seharian, dingin malam yang menggigit tulang dia hadapi, karena tak ingin membangunkan istri tercinta. Subhanallah.
Ternyata, di dalam rumah persis di balik pintu tempat sang suami menggelar sorban dan berbaring di atasnya, ternyata sang istri masih menunggu di dalam.
Karena terlalu lama menanti, dia terlelap bersandar pada daun pintu. Tak terlintas sedikit pun dalam pikirinnya untuk berbaring di tempat tidur. Namun, karena khawatir rasa kantuknya tak tertahan dan tidak mendengar ketukan pintu sang suami ketika pulang, dia memutuskan untuk menunggu sang suami persis di depan pintu rumah.
Tanpa mereka sadari, sepasang suami istri tersebut tertidur berdampingan di kedua sisi pintu rumah mereka yang sederhana. Kasih dan rasa hormat terhadap pasangan membuat mereka melakukannya.
Sang istri rela mengorbankan diri terlelap bersandarkan pintu demi kesetiaan serta hormat pada sang suami dan sang suami mengorbankan diri tidur di depan pintu demi rasa kasih dan kelembutan pada sang istri.
Dan, nun jauh di langit, ratusan ribu malaikat pun bertasbih menyaksikan kedua sejoli tersebut. Subhanallah wabihamdih.
Betapa suci dan mulia rasa cinta kasih yang mereka bina, terlukis indah dalam ukiran akhlak yang begitu mempesona. Saling mengasihi, saling mencintai, saling menyayangi dan saling menghormati.
“Tahukah Anda, siapakah kedua pasangan bahagia itu?”
Sang suami adalah Muhammad bin Abdullah, Rasulullah SAW, dan sang istri adalah Sayyidatuna Aisyah r.a. binti Abu Bakar Ash-Shiddiq. Merekalah sepasang kekasih teladan, suami istri dambaan, dan merekalah pemimpin para manusia, laki-laki dan perempuan di dunia dan akhirat.
Semoga rahmat Allah SWT senantiasa tercurah bagi keduanya, dan mengumpulkan jiwa kita bersama Rasulullah SAW dan Sayyidatuna Aisyah r.a dalam surga-Nya kelak. Dan Semoga Allah SWT memberi kita taufiq dan hidayah untuk bisa meneladani kedua manusia mulia tersebut.
Allahumma sholli alaa sayyidina Muhammad wa aalihi washohbihi wassalim.